Filsafat: 'Nutrisi' Untuk Pikiran

Filsafat: 'Nutrisi' Untuk Pikiran - Filsafat adalah salah satu bidang pengetahuan yang sangat penting. Kata Filsafat sendiri (bahasa Inggris: Philosophy) berasal dari kata Junani, philosophia. Artinya, mencintai hikmat. Ada juga yang mengatakan bahwa 'Filsafat mengajarkan kehidupan yang baik.' Yang lain mengatakan, 'Filsafat sebagai pencarian kebenaran.'

Bagi yang bergulat di dunia akademis, Filsafat adalah "analisa yang kritis terhadap konsep-konsep yang mendasar dari pikiran manusia, diskusi tentang bagaimana sepatutnya manusia berpikir dan bertindak termasuk diskusi tentang alam realita." (Introduction to Philosophy, Norman L. Geisler & Paul D. Feinberg). Seirama dengan artinya, Filsafat fokus pada pencarian kebenaran. Filosof berusaha 'menemukan' kebenaran dengan berbagai metode baik berupa meragukan, menggali informasi, membandingkan pikiran atau bertanya. Ia tidak menerima begitu saja pikiran yang ditawarkan dan tidak menganggap remeh pikiran-pikiran baru.

Ia tidak tergesa-gesa memberikan pendapat-pendapat yang prejudice. Ia mencari, mempelajari, dan menganalisa asumsi-asumsi yang digunakan. Ia menggunakan proses berpikir negatif untuk mengkritik bahkan bisa menunjukkan kelemahan asumsi yang dipakai. Ia bisa juga memberikan argumentasi penyeimbang bila ada kekeliruan. Tidak heran kalau filosof identik dengan sosok yang selalu bertanya.

Pertanyaan-pertanyaan paling mendasar dalam Filsafat tidak begitu banyak. Seperti yang dituturkan oleh Jostein Gaarder, hanya ada empat pertanyaan penting dalam Filsafat: 'bagaimana alam semesta dicipta? Apakah ada sesuatu dibalik setiap peristiwa? Apakah ada kehidupan setelah kematian? Dan yang terpenting, bagaimana seharusnya manusia hidup?'

Filsafat memang bukan segalanya; begitu juga dengan mata kuliah Filsafat. Banyak pertanyaan tidak selalu dapat dijawab Filsafat. Jawaban kadang bahkan sering harus datang dari 'bidang lain.'

Prinsip-prinsip yang disodorkan para filosof pun sering berbeda bahkan bertolak-belakang satu sama lain. Contoh yang sederhana adalah Plato dan Aristoteles. Plato misalnya mengutamakan dunia sana (ide); sedangkan Aristoteles mengutamakan dunia sini (realita).

Sekalipun jawaban tidak selalu ada dalam Filsafat, ilmu yang mengandalkan pertanyaan ini tetaplah penting. Ibarat makanan kepada tubuh, Filsafat merupakan 'nutrisi' yang penting bagi pikiran.

Selain itu, Filsafat merupakan alat bantu untuk melatih dan mengasah pikiran. Oleh karena itu, mata kuliah Filsafat pantas dimasukkan dalam daftar mata kuliah-dasar bagi mahasiswa. Bahkan kalau bisa, mata pelajaran Filsafat diberikan sejak siswa duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA). Dengan demikian, para siswa maupun mahasiswa mempunyai bekal bagaimana berpikir jernih dan memahami prinsip-prinsip atau asumsi-asumsi dasar yang melatar-belakangi tindakan seseorang.

Renungan:

  • Salah satu buku yang bagus adalah Sophie's World, karya Jostein Gaarder, yang mengungkap sejarah pikiran dalam dunia Filsafat selama 2500 tahun. Buku ini mudah dibaca bahkan oleh seorang siswa yang masih duduk di SMP sekalipun. Sisihkan waktu Anda untuk membaca buku ini.
  • Kalau Anda mengenal kepala sekolah menengah atas, dekan atau rektor di kampus, atau Dirjen di Departemen Pendidikan, mintalah mereka untuk memasukkan mata kuliah Filsafat menjadi mata kuliah dasar di kampus atau jadi mata pelajaran di sekolah.

0 komentar

Posting Komentar